Abstract:
Gereja memandang perkawinan sebagai perjanjian yang mengikat seorang laki-laki dan seorang perempuan ke dalam sebuah relasi personal. Dalam Gereja Katolik perkawinan merupakan sebuah sakramen, tanda yang membawa keselamatan. Paulus, dalam surat kepada jemaat di Efesus, khususnya dalam Ef 5: 21-33 memberikan pengajarannya akan perkawinan. Perkawinan bukan sekedar relasi manusiawi, perkawinan merupakan imaji dari relasi yang luhur yakni relasi Kristus dengan Gereja-Nya. Pengorbanan yang dilakukan Kristus merupakan wujud dari totalitas cinta sehingga menjadikan Gereja sebagai milik-Nya. Perkawinan Katolik merupakan imaji perkawinan Kristus dengan Gereja-Nya. Sebagai sebuah imaji perkawinan yang luhur perkawinan Katolik memiliki spiritualitas yang sama seperti Kristus yakni spiritualitas pengorbanan dalam rasa takut akan Tuhan. Pengorbanan merupakan konsekuensi dan totalitas dari cinta. Dalam hidup perkawinan pengorbanan dan cinta merupakan mata rantai yang tidak dapat terpisahkan. Pengorbanan merupakan harga mati untuk menjaga cinta, dan cinta merupakan daya penggerak bagi seseorang untuk senantiasa berkorban bagi sang yang dicinta.