Abstract:
Era perdagangan bebas dan globalisasi telah meluas dikawasan Asia Tenggara sejak 2003, dan meluas sampai Asia Pasifik melalui mekanisme World Trade Organization. Penanaman modal asing di bidang konstruksi menjadi hal penting untuk dipikirkan, akibat dari fenomena salah satu dampaknya adalah pelayanan pengujian laboratorium bidang konstruksi, dimana pengujian laboralorium konstruksi sangat berpengaruh terhadap mutu suatu konstruksi. Standar yang digunakan dalam pelayanan laboratorium konstruksi yaitu standar SNI/ISO 17025:2008, yang meliputi persyaratan manajemen, dan teknis. Rumusan masalah yang terjadi adalah adanya hasil pengujian yang bervariasi antara laboratorium, sehingga sejauh mana tingkat penerapan dan kendala yang dihadapi dalam penerapan SNI/ISO 17025:2008. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei kuisioner hasil jawaban responden di analisis dengan menggunakan skala interpretasi. Hasil jawaban responden terhadap 6 laboratorium yang ada di Jawa Barat memiliki tingkat penerapan yang cukup baik, namun ada 2 laboratorium yang memiliki nilai penerapan kurang dari 50%, artinya kedua laboratorium tersebut belum maksimal dalam menerapkan prinsip SNI/ISO 17025:2008. Tingkat kendala/hambatan yang terjadi pada 6 laboratorium 2 laboratorium lemah, dan 4 laboratorium memiliki kendala diatas 50% artinya kendala yang dihadapi cukup kuat. Tingkat penerapan manajerial untuk 6 laboratorium, 1 laboratorium lemah dan 4 laboratorium memiliki nilai penerapan diatas 5O% artinya penerapan tingkat manajerial cukup baik. Dari hasil pembobotan yang dilakukan dengan AHP, yang memiliki bobot kriteria terbesar yaitu SDM sebesar 33.20% disusul dengan utilitas alat uji sebesar 20.76 dan metode pengujian sebesar 15.59. itu artinya kriteria tersebut sangat berpengaruh terhadap mutu hasil pengujian.