dc.description.abstract |
Bilamana suatu balok baja berpenampang I yang tidak terkekang lateral
mengalami momen lentur terhadap sumbu kuat, maka pada suatu tingkat
pembebanan tertentu balok tersebut tiba tiba mengalami defleksi lateral
secara progresive disertai puntir. Gejala ini disebut tekuk torsi lateral dan
besarnya momen lentur pada saat ia mengalami tekuk torsi lateral disebut
momen kritis. Tekuk torsi lateral merupakan salah satu limite state yang
harus ditinjau pada saat merancang balok. Besarnya momen kritis ini
tergantung pada panjang balok tak terkekang lateral, besaran penampang,
besaran material (besaran elastis, tegangan leleh) dan kondisi batas kedua
ujung balok. Besarnya momen kritis merupakan kapasitas balok tesebut
dalam memikul beban. Bilamana besarnya momen kritis tidak mencukupi
maka pilihannya adalah memperbesar penampang atau memberikan
tumpuan lateral sehingga panjang tak terkekang lateral menjadi lebih
pendek. Bilamana tumpuan lateral tak dapat dilakukan, maka ada pilihan
lain yaitu memberikan pengaku. Pengaku ini dipasang sejajar dengan web
pada kedua ujung balok tersebut (Gambar 1). Penelitian ini mempelajari
bagaimana peningkatan momen kritis akibat diberikan pengaku sejajar
web tersebut. Penelitian dilakukan dengan dua cara yaitu, metode elemen
hingga dan eksperimental. Analisis elemen hingga dilakukan berdasarkan
teori bifurkasi dan dibantu dengan program SAP v14. Dengan teori ini,
beban kritis adalah nilai Eigen dan masalah stabilitas balok tersebut. Dari
hasil elemen hingga dapat disusun persamaan untuk menghitung
peningkatan momen kritis bila balok diberi pengaku sejajar web. Dengan
teori ini dilakukan analisis untuk balok dengan berbagai parameter dan
kemudian disusun persamaan untuk menghitung besarnya peningkatan
momen kritis. Persamaan tersebut merupakan fungsi dari parameter tak
berdimensi untuk tekuk torsi lateral W dan rasio panjang pengaku
terhadap panjang balok. Kemudian dilakukan uji eksperimental untuk
balok dengan pengaku sejajar web. Dari hasil uji eksperimental tersebut
ada dua benda uji yang cocok hasilnya dengan elemen hingga sehingga
memberikan gambaran bahwa persamaan tersebut dapat digunakan.
Sebagai kesimpulan akhir, dibutuhkan pengujian ekperimental lebih lanjut
untuk verifikasi hasil analisis elemen hingga. |
en_US |