Abstract:
Pembangunan rumah susun merupakan respon terhadap kebutuhan rumah bagi daerah-daerah yang memiliki permasalahan kurangnya ketersediaan lahan hunian. Rumah susun menjadi alternatif pilihan untuk penyediaan hunian karena merupakan pilihan yang ideal bagi daerah-daerah yang sedang berkembang. Pada dasarnya pembangunan rumah susun memiliki permasalahan yang sama yaitu mengesampingkan kondisi alam sekitar dan hanya berdasarkan dengan kemudahan perancangan antar lokasinya.
Suhu termal dalam ruang merupakan satu hal yang tidak dapat di anggap sepele untuk memaksimalkan kenyamanan penghuni saat beraktivitas. Dan salah satu faktor yang mempengaruhi kenyamanan suhu termal adalah besaran kecepatan angin pada lokasi pembangunan rumah susun tersebut dan bentuk fasad bangunan.
Dengan adanya permasalahan kenyamanan penghuni pada rumah susun dan dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi, saat ini pada bangunan tinggi telah digunakan pereduksi pengaruh alam terhadap bangunan yang disebut sebagai penyaring panas dan kecepatan angin dan juga digunakan sebagai estetika bangunan. Dengan menggunakan double layer fasad, kecepatan angin yang masuk ke dalam ruangan dapat tereduksi hingga 50% sehingga kenyamanan di dalam ruangan akan lebih terjaga dibandingkan dengan bangunan tingkat tinggi yang tidak menggunakan double layer fasad.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan sistem arsitektur dan sistem lingkungan, yang dikhususkan pada bentuk fasad dan kecepatan angin sehingga dapat diketahui efektifitas double layer fasad serta pengaruhnya terhadap penanganan besaran kecepatan angin dan besaran suhu ruang pada rumah susun sederhana.