Abstract:
Memasuki era perkembangan industri 4.0, kota berusaha untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Fenomena pariwisata perkotaan kemudian muncul untuk menjawab kebutuhan kota dalam merevitalisasi perekonomian kota. Kawasan Tunjungan Surabaya merupakan salah satu contoh kawasan perbelanjaan yang memiliki urban artefak pedestrian shopping street sebagai potensi wisata sejarah. Kawasan yang lahir, berkembang, dan mengalami periode keemasan pada masa pemerintahan Gemeente mengalami transformasi seiring dengan perkembangan kota Surabaya menjadi kota metropolitan. Akibat dari proses transfromasi tersebut Kawasan Tunjungan idak ditemukan adanya kemudahan dan kejelasan sistem aksesibilitas transportasi publik dan pedestrian terpadu yang mendukung perubahan kawasan ini dari jalan menjadi area. Selain itu, pada Kawasan Tunjungan tidak terdapat kemudahan sistem komunikasi di era industri 4.0 yang menjalin keterpaduan sebagai lingkungan wisata perbelanjaan yang beridentitas. Melalui pendekatan kualitatif-kasus studi dengan metode deskriptif-komparatif, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola, tipe, dan sistem dari identitas fisik-spasial pedestrian shopping street Kawasan Tunjungan yang resilien, beradaptasi, dan hilang jika disandingkan dengan konsep wisata kota. Kawasan Orchard Singapura dan Kawasan Ginza Tokyo dipilih sebagai kasus studi sebab kedua kawasan ini juga merupakan kawasan perbelanjaan dengan identitas fisik-spasial pedestrian shopping street yang berhasil bertahan di era industri 4.0 dan menjadi tujuan wisata kota. Dari hasil studi, diketahui bahwa dari 3 (tiga) faktor penentu keberhasilan wisata kota, yaitu daya tarik, aksesibilitas, dan amenitas, Kawasan Tunjungan belum memaksimalkan potensi daya tarik dan amenitasnya yang didukung dengan aksesibilitas yang baik. Melihat hal tersebut, gagasan konsep desain terpilih adalah konsep desain terpadu yang menyatukan keseluruhan aspek yang menjadi pedoman dalam menciptakan lingkungan wisata kota beridentitas. Temuan studi ini bermanfaat untuk mengedukasi generasi kini dan mendatang tentang pentingnya pengenalan peristiwa dan makna kesejarahan Kota Surabaya, nilai perjuangan rakyat Surabaya di Kawasan Tunjungan perlu diangkat sebagai wujud resilensi Kota Surabaya dalam mempertahankan dan meneruskan semangat generasi pendahulu kepada generasi penerus di tengah tuntutan adaptasi era industri 4.0 dan intervensi pengaruh global.