dc.description.abstract |
Bangsa Tionghoa yang datang ke Indonesia pada abad ke 5M telah memberikan banyak dampak ke berbagai daerah yang mereka singgahi. Banyak terjadi pertukaran budaya mulai dari Bahasa, Agama, seni, perdagangan, teknologi, hingga bangunan arsitektural. Dari 2.610 bangunan masjid yang terdaftar di Kota Bandung, hanya Masjid Al-Imtizaj dan Lautze 2 di Bandung yang memiliki desain bangunan berakulturasi Tionghoa-Islam. Dengan menggunakan bangunan lama dan dimodifikasi dapat merubah fungsi bangunan tersebut, demikianlah yang dilakukan oleh Masjid Al Imtizaj dan Masjid Lautze 2. Berubahnya fungsi bangunan maka terjadi perubahan unsur energi Qi yang menurut Feng Shui sangat penting demi kesejahteraan bagi bangunan maupun pengguna bangunan. Fokus penelitian ini adalah bagaimana modifikasi bangunan dilakukan unutk mewadahi fungsi masjid sebagai tempat ibadah dan untuk menciptakan ciri-ciri budaya Islam dan budaya Tionghoa. Selain itu bagaimana modifikasi bangunan tersebut dapat menciptakan atau menghasilkan energi “Qi” yang sesuai untuk tempat ibadah berdasarkan Teori Feng Shui aliran bentuk.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa bangunan alih fungsi yang dimodifikasi dengan tepat dapat merubah dan mewadahi fungsi baru yang berbeda dari fungsi yang sebelumnya dengan menunjukkan ciri khas atau identitas fungsi bangunan tersebut, serta diharapkan dari penelitian ini bangunan masjid Al Imtizaj dan Lautze 2 Bandung dapat dijadikan bangunan cagar budaya dengan tujuan pelestarian budaya dan bukti adanya pembauran antara Indonesia-Tionghoa. Metoda penelitian yang digunakan adalah deskriptif eksploratif dimana penelitian ini mendeskripsikan dan menilai objek yang didukung oleh data literatur yang ada. |
en_US |