Abstract:
Kampung Pecinan Semarang sebagai sentra perdagangan berperan besar dalam mengembangkan sektor ekonomi kota. Keberhasilan ekonomi kawasan menjadi latar belakang kemunculan aktivitas informal pada ruang-ruang jalan. Aktivitas ekonomi informal tersebut merefleksikan inklusivitas masyarakat setempat dalam menggunakan ruang jalan sebagai wadah aktivitas ekonomi. Pasar tradisional, pasar tiban, maupun tempat-tempat kuliner tersebar di sepanjang jalan. Luapan aktivitas toko maupun lapak pedagang kaki lima tumpah memprivatisasi ruang jalan. Ruang jalan dikenal sebagai tempat untuk berdagang. Tren klaim aktivitas ekonomi mengkomodifikasi penggunaan formal jalan sebagai prasarana akses. Kemunculan berbagai praktik informal ini dipandang sebagai alternatif lain dalam merespon intensi formal penggunaan ruang jalan. Perbedaan interpretasi peran praktik informal terhadap praktik formal tersebut menyebabkan penggunaan ruang jalan mengalami fragmentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji fragmentasi penggunaan ruang jalan yang disebabkan oleh segmentasi berbagai kepentingan peran aktivitas ekonomi. Metode penelitian kualitatif dilakukan melalui pengamatan penggunaan jalan secara bottom-up di Jalan Gang Baru, Jalan Gang Warung, Jalan Wotgandul Timur, serta Jalan Sebandaran 1. Keragaman praktik bottom-up pada keempat kasus studi diklasifikasikan menurut kelompok pengguna jalan, oleh organisasi maupun perilaku spontan masyarakat, yang merespon secara partisipatif maupun antagonis terhadap intensi formal jalan. Hasil klasifikasi menunjukkan bahwa keragaman aktivitas bottom-up merepresentasikan fragmentasi penggunaan ruang jalan di Kampung Pecinan Semarang.