Abstract:
Globalisasi di bidang arsitektur terjadi di hampir semua belahan bumi
merupakan hal yang tak dapat dihindari, di dalamnya terjadi silang budaya dan menghasilkan akulturasi, yang ditandai dengan munculnya bentuk-bentuk baru yang disertai mulai lunturnya nilai nilai lokal yang dikandungnya. globalisasi juga telah mempengaruhi arsitektur tradisional, Namun demikian masih banyak rumah-rumah tradisional yang tetap mempertahankan keasliannya, baik bentuk maupun tradisi cara membangunnya. Antisipasi perlu dilakukan agar tidak kehilangan jejak dalam mengungkap nilai-nilai yag terkandung di dalamnya Atas dasar fenomena itulah penelitian ini dilakukan. Penelitian akan mengangkat
isu arsitektur tradisional Osing di Desa Kemiren Banyuwangi, dengan isu spesifik esensi ruang yang tercipta dari elemen pelingkup arsitektur Osing, melalui pendekatan fenomenologi. Tujuan penelitian mengungkap esensi ruang yang tercipta pada pelingkup rumah Osing, dengan menelusuri Tiga hal pokok dalam Aktivitas-Materialitas- Karakter yang terdapat pada rumah Osing, melalui elemen-elemen arsitekturnya
yang diurai secara anatomikal, agar tiga hal pokok Aktivitas-Materialitas-Karakter dapat ditelusuri secara mendalam. Penelitian ini akan menggunakan pendekatan fenomenologi, untuk mengamati, dan mendeskripsikan kualitas arsitektur melalui peranan elemen-elemen arsitekturnya. Penelitian mengunakan metode kualitatif, analitik dan interpretatatif, dengan menggunakan teori Selubung fenomena dari Michel Lancourt yang dielaborasikan dengan teori Anatomi arsitektur Salura. Dari hasil analisis yang dilakukan akan dapat diungkapkan bahwa dengan membuka satu persatu selubung fenomena pada ruang dan elemen pelingkupnya, maka akan dapat ditemukan esensi ruang pada arsitektur rumah tradisional Osing tersebut. Secara teoritis penelitian ini diharapkan berkontribusi dalam menambah khasanah etnografis arsitektur Indonesia, serta sebagai sumbangan pengetahuan teori fenomenologi arsitektur pada aspek ruang dan elemen-elemen pelingkupnya. Sedangkan kegunaan secara praktis diharapkan dapat berkontribusi dalam memberikan panduan perancangan yang memasukan unsur-unsur lokalitas, dan sebagai masukan kepada pengambil keputusan seperti pengelola kota dalam membuat kebijakan tentang pelestarian arsitektur Osing