dc.description.abstract |
Konsep postmodernisme dalam arsitektur memunculkan kata kunci “perpaduan” yang mengibarkan modernisme dengan budaya lokal yang termanifestasi pada karya arsitektur sakral. Fenomena empiris memperlihatkan bahwa arsitektur sakral dalam lingkup dunia hingga lingkup Nusantara merupakan refleksi dari lokalitas berpadu dengan universalitas ( simbol-tradisi keagamaan, selain lokal, dan kemodernan) dalam mengungkapkan makna “Yang Sakral”. Fenomena ini hadir pada arsitektur vihara Buddha Theravada di loci Jawa dengan kasus studi Vihara Mendut. Fokus penelitian adalah apropriasi dalam arsitektur sakral. Tujuan penelitian adalah untuk mengungkapkan makna “Yang Sakral” sebagai keunikan yang pintar pada arsitektur Vihara Buddha Theravada di loci Jawa dengan kasus studi Vihara Mendut. Metode penelitian menggunakan strategi thick description dan hermeneutik reflektif. Langkah analisis adalah deskripsi arsitektur, analisis daya kreasi rupa bentuk(an) dan ruang kehidupan nyata, analisis daya kreasi untuk mengungkapkan lapis-lapis makna. Temuan utama penelitian adalah apropriasi arsitektur sebagai metode praktis, apropriasi arsitektur sebagai gaya kreasi ruang kehidupan nyata, dan apropriasi arsitektur sebagai proses kreatif reflektif. Temuan sekunder diantaranya pemahaman mendasar tentang apropriasi dalam arsitektur sakral sebagai “sejatining aku” yang “non self” dan konsep Kecemerlangan Lokalitas Jawa. Hasil penelitian ini menyimpulkan ragam elemen-elemen arsitektur sakral di Vihara Mendut, “alat-baca” apropriasi arsitektur sebagai metode untuk mengungkapkan lapis-lapis makna “Yang Sakral” di Vihara Mendut, dan makna terdalam yaitu Cakra manggilingan dan Sunyata. Penelitian memberikan kontribusi dalam pengayaan perbendaharaan metode, konsep, dan teori dalam pengetahuan perpaduan dalam arsitektur sakral. Akhirnya, penelitian ini bermanfaat sebagai rujukan membaca dan merancang arsitektur sakral pada umumnya dan khususnya arsitektur vihara Buddha Theravāda. Selanjutnya rujukan bagi penetapan kebijakan tentang lokalitas dengan mengedepankan interkulturalisme yang etis dan rujukan bagi kegiatan konservasi Arsitektur Nusantara. |
en_US |