Abstract:
Fenomena arsitektur saat ini ialah menggabungkan arsitektur vernakular dengan arsitektur modern
sebagai konsep arsitektur kiwari, sehingga perlu pemahaman yang mendalam tentang konsep-konsep
yang mendasari bentuk, fungsi, dan makna arsitektur vernakular. Namun, belum ada metode khusus
untuk membaca serta menemukan pola dan makna tradisi arsitektur vernakular sebagai konsep dasarnya.
Berdasarkan isu pola arsitektur vernakular dan makna tradisi, maka penelitian ini bertujuan untuk
menguraikan dan mengungkap struktur-struktur permukaan yang memengaruhi pola bentuk, fungsi dan
makna tradisi arsitektur vernakular, serta menemukan relasi antara pola bentuk, fungsi, dan makna tradisi
arsitektur vernakular sebagai konsep struktur-dalamnya. Pemahaman mendalam mengenai pola
arsitektur dan makna tradisi, serta memilih paham pemikiran strukturalisme sebagai landasan filosofis
merupakan langkah awal yang ditempuh untuk mencapai tujuan penelitian. Berlandas pada paham
pemikiran strukturalisme mitos Levi-Strauss yang dielaborasikan dengan teori arsitektural bahasa pola
Alexander, anatomi arsitektur serta properti-komposisi Salura dalam konteks bentuk, fungsi, dan makna,
maka elaborasi ketiga teoretis dalam penelitian ini menghasilkan langkah-langkah strukturalis-induktivis
untuk mendeskripsikan, menganalisis, dan menginterpretasikan konsep arsitektur vernakular. Kerangka
metodologis terdiri dari tiga bagian utama: Pertama, menguraikan semua mitos, aktivitas, dan bentuk
arsitektur vernakular secara mendalam berdasarkan ruang lingkup anatomi dan komposisi-properti
arsitektur. Kedua, mengeksplorasi struktur-permukaan mitos, aktivitas, dan bentuk arsitektur vernakular.
Ketiga, mengungkap struktur-dalam yang mendasari hubungan antara mitos lokal - aktivitas - bentuk
arsitektur. Hasil penelitian berbasis strukturalis-induktivis ini berhasil menemukan struktur-permukaan
dan struktur-dalam konsep bentuk, fungsi, dan makna arsitektur vernakular Atoni. Pada aspek bentuk
ditemukan tiga tipe tempat yaitu nasi, eno, dan ume lopo dipengaruhi oleh konsep biboki-oepah, lopoklunin
bo’es ba’at bo’es, dan manikin-oetene. Pada aspek fungsi ditemukan bahwa kegiatan ritual,
produksi-reproduksi, sosialisasi, dan rutinitas sehari-hari dipengaruhi konsep tae lilo, tmafainekan nok
natek, mabait mepo, dan mabait bife nok mone. Sedangkan, pada aspek makna ditemukan bahwa mitos
manusia-kepercayaan, manusia-alam, dan manusia-manusia dipengaruhi konsep tae lilo, tmafainekan
nok natek, dan mabait bife nok mone. Berlandas pada struktur-permukaan yang saling direlasikan serta
relatif sejalan, maka ditemukan konsep struktur-dalam, yakni konsep tmafainekan nok natek (meminta
ijin; harmonis; selaras) yang memberi penekanan pada makna tradisi hidup masyarakat adat Tamkesi;
dan konsep manikin ma oetene (mengelompok; memusat) yang menekankan pada arsitekturnya yakni
pola wadah-tempat. Dari hasil penelitian ini menemukan dua kebaruan (novelty), yaitu: (1) strukturalisinduktivis
sebagai metode atau alat baca konsep arsitektur vernakular; (2) konsep tmafainekan nok natek
(harmonis; selaras) dan konsep manikin ma oetene (mengelompok; memusat) menjadi struktur-dalam
berarsitektur pada masyarakat adat Atoni di Kampung adat Tamkesi. Basis pola dan makna arsitektur
vernakular Atoni di Kampung adat Tamkesi yang ditemukan ialah bentuk lingkaran, yang dapat
dipahami bahwa bentuk lingkaran cenderung memusat, mengelompok, dan selalu ada elemen aksis yaitu
ume lopo. Kedua kebaruan bermanfaat untuk upaya sintesis arsitektur kiwari yang berjati diri lokalitas.