Abstract:
eleksi alam sebagai mekanisme evolusi adaptif telah menstimulasi perdebatan arsitektur kota sejak pertengahan abad ke-19, termasuk tipo-morfologi sebagai suatu teknik rekayasa yang menitikberatkan pada prokreasi. Meski belum terdapat formula spesifik untuk menentukan warisan genetik dan menciptakan variasi tipe; tipo-morfologi telah membantu kategorisasi, klasifikasi, dan transformasi sebagai proses pembentuk keruangan di dunia. Bila genealogi berfokus pada fitur untuk menentukan asal dan silsilah; genomik arsitektur menyajikan urutan genom keseluruhan dan berkonsentrasi meningkatkan kompleksitas fenotipik untuk menghasilkan kebaruan berupa metode dan langkah genomik arsitektur untuk merekomendasi pola pembentuk tipe ideal.
Penelitian ini bertujuan untuk membangun metode genomik arsitektur untuk mengurai DNA kampung. Kampung adalah arsitektur liyan yang mengilustrasikan kealamiahan, keberagaman dan kekhasan bila dibandingkan dengan arsitektur di belahan dunia lainnya. Oleh karena itu, sebuah cara pandang berbeda perlu dibangun untuk menelaah kampung, memposisikan dan membangun kampung dengan cara yang spesifik. Metode studi kasus digunakan untuk menginvestigasi jaringan kampung secara kualitatif dengan dukungan perhitungan kuantitatif menggunakan tipo-morfologi dalam menstudi beberapa sampel di Jakarta, Surabaya dan Yogyakarta. Sampel berupa rangkaian rumah-rumah pada tubuh jaringan kampung digunakan sebagai representasi dalam membangun totalitas kampung. Sebuah analogi pemetaan genomik arsitektur dirumuskan sebagai metode untuk menganalisis ritme ruang informal berbasis geometri dan algoritme. Temuannya adalah langkah-langkah dalam metode genomik arsitektur. Hasilnya adalah pola genomik arsitektur berupa kode genetik kampung yang diwakili oleh simbol dan angka. Kebaruannya adalah metode dan langkah genomik arsitektur, sebuah formula komputasi genomik arsitektur untuk mengurai, mengekstrasi dan menstimulasi rekayasa arsitektur kampung.