Abstract:
Wujud arsitektur kota sungai umumnya dikenali secara fisik spasial pada struktur pola ruang perkotaannya yang memperhatikan konteks sungai, disamping implementasi nilai-nilai sosial budaya dari eksistensi kehidupan air masyarakat yang membentuknya. Dinamika pertumbuhan dan tahapan perkembangannya dapat digambarkan dalam kajian morfologi arsitektur kota, yang mengakumulaskan pembentukan pola fisik spasial dalam periode perkembangan kota. Setiap pengaruh internal dan eksternal yang terjadi dalam rentang waktu panjang tersebut turut menandai pada pola ruang perkotaan yang muncul secara terkendali dan harmoni atau tidak terkendali dan terlepas dari nilai kehidupan sungai.
Fenomena demikian terjadi pula pada banyak kota-kota sungai di Indonesia, termasuk kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan yang terkenal sebagai kota air, dengan sebutan “kota seribu sungai”. Sejarah kota Banjarmasin dulu hingga kini, mencatat perkembangan pesat pola fisik kota maupun pola sosialnya, tidak lepas dari pengaruh lokal, asia, eropa dan universal. Sejumlah faktor telah mempengaruhinya, baik internal, maupun faktor pengaruh eksternal seperti kebijakan ekonomi, politik, sosial-budaya pada hulu dan hilir sungainya. Kini kota Banjarmasin secara fisik spasial bertransformasi dari identitas arsitektur kota air menjadi arsitektur kota darat dan dominan lingkungan kotanya terendam banjir. Kenapa identitas kota air ini cenderung hilang dari kota sungai ini dan mengembangkan arsitektur struktur kota darat,menarik untuk diteliti.
Pembangunan kota ini selanjutnya memerlukan penataan dalam mengatasi segenap permasalahan yang ada. Diperlukan kajian yang dapat menjelaskan perkembangan bentuk struktur dan pola ruang kota dan kelemahan yang dihadapi. Penelitian ini diperlukan karena bertujuan melakukan studi untuk mengetahui intensitas dan integritas perkembangan bentuk struktur pola ruang kota akibat pengaruh transformasi lingkungan dari nilai-nilai budaya yang membentuknya sepanjang usia kota 486 tahun..
Lokasi penelitian dipilih pada kawasan sentra kekuasaan dan kegiatan kota yang menimbulkan pengaruh signifikan pada akumulasi perkembangan fisik-spasial, seperti: struktur dan pola ruang kota pada awal waktu pembentukan kanal-kanal dan elemen jalan kota Banjarmasin yang berdampak pada kelangsungan peran dan lingkungan sungai di sana maupun kehidupan air masyarakatnya.
Lingkup penelitian ini mengkaji perkembangan transformasi fisik spasial kota dengan metoda interpretatif rasionalistik - kualitatif, melalui analisis diakronik-sinkronik dan analisis tissue kota pada periode pra kolonial, kolonial dan pasca kolonial. Variable penelitian ini mencakup aspek figure-ground (bentuk struktur kota dan urban solid void, pertumbuhan dan susunan kota), linkage (sistem pergerakan kawasan), place (nilai-nilai sosio-budaya terhadap tatanan ruang arsitektur).
Penelitian ini dalam rangka mendukung penyusunan disertasi doktor ilmu arsitektur dilaksanakan pada tahun 2013. Hasil penelitian diharapkan berguna bagi wawasan keilmuan arsitektur kota tepi air kasus di Indonesia. Memberi manfaat langsung sebagai informasi pengembangan pembangunan untuk perencanaan/perancangan arsitektur kota Banjarmasin khususnya, dan referensi umum bagi arsitektur kota-kota sungai lainnya di Indonesia.