dc.description.abstract |
Bencana banjir mengakibatkan kerugian masyarakat tepian sungai rawan banjir. Aktivitas pemanasan bumi dan gempa bumi tektonik menjadi ancaman dunia meningkatkan banjir di pesisir dan tepian sungai. Indonesia negara kepulauan terancam resiko ini, karena geografisnya menempati zona tektonik sangat aktif, memiliki pantai terpanjang dan lebih 300 kota sungai serta pesisir ada pemukiman airnya. Kebanyakan permukiman di sana berupa
kampung, deretan rumah panggung atau rumah apung tradisional yang termarginal. Solusi ancaman banjir diatas, perlu kontribusi pemikiran akademis dan kebijakan tata ruang pembangunan kota sungai maupun pesisir. Penelitian ini didanai DP2M Dikti-Kopertis-4, bertujuan melakukan perancangan arsitektur inovasi model rumah apung fabrikasi, yang sehat, aman, ekologis, relatif murah di tepian sungai rawan banjir Indonesia. Metode penelitian berbasis kualitatif kuantitatif dan interpretative design by research. Produk penelitian: Model RAFTA 2011 untuk sungai Indonesia. Sample observasi konteks, objek arsitektur berlokasi di tepian sungai Martapura, Banjarmasin. Manfaatnya mereduksi kerugian banjir dan memperbaiki kualitas hunian serta tatanannya. |
en_US |