Abstract:
Hungaria adalah pihak dari Konvensi Pengungsi 1951 dan Uni Eropa yang memiliki mandat untuk memberikan perlindungan bagi pengungsi. Faktanya Hungaria melakukan penolakan masuknya pengungsi ke dalam wilayahnya. Berangkat dari fakta tersebut, penelitian ini berupaya untuk menjelaskan bagaimana Hungaria melakukan proses sekuritisasi tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dan memakai teori sekuritisasi dalam menganalisis proses sekuritisasi tersebut. Hasil penelitian ini menemukan bahwa proses sekuritisasi yang dilakukan Hungaria mencakup tiga unit analisis: securitizing actors yaitu pemerintah Hungaria, partai Fidesz, dan Perdana Menteri Viktor Orban, melakukan speech act berupa verbal dan non-verbal dalam menunjukan kepada referent object, yaitu masyarakat Hungaria bahwa pengungsi dari Suriah telah menjadi ancaman eksistensial terhadap keamanan nasional. Tesis ini menemukan bahwa sekuritisasi yang dilakukan Hungaria terhadap pengungsi asal Suriah disebabkan oleh kepercayaan bahwa selain alasan keamanan dan ekonomi, aspek budaya dan nilai-nilai Kristiani komunitas Hungaria telah terancam oleh budaya Islam yang dibawa bersama dengan kedatangan para pengungsi asal Suriah, sehingga membuat pemerintah Hungaria harus mengambil langkah tegas dalam menangani ancaman budaya Islam terhadap budaya Kristiani.