Abstract:
Persaingan dalam dunia bisnis yang semakin ketat, menuntut perusahaan
untuk mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi di setiap aktivitas perusahaan sehingga
perusahaan dapat tetap bertahan. Salah satu aktivitas yang penting adalah aktivitas penjualan,
karena keberhasilan dalam aktivitas penjualan menunjukkan keberhasilan bagi perusahaan
dengan cara meningkatkan omzet penjualan dan mengoptimalkan biaya penjualan. Dalam
mencapai tujuan tersebut, perusahaan diharuskan untuk menjalankan usahanya dengan efektif,
efisien, dan ekonomis. Oleh karena itu, untuk menilai aktivitas penjualan perusahaan dan untuk
mengetahui kelemahan yang ada, diperlukan pemeriksaan operasional.
Pemeriksaan operasional merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk
menilai efektivitas dan efisiensi prosedur operasi. Pemeriksaan operasional pada aktivitas
penjualan merupakan penilaian terhadap kegiatan perusahaan untuk mencari kelemahan atau
risiko perusahaan sehingga dapat dikembangkan dengan lebih baik dihasilkan rekomendasi
untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi aktivitas penjualan perusahaan.
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah pemeriksaan operasional atas
aktivitas penjualan untuk mengevaluasi aktivitas penjualan PT. Fastronic Makmur Sentosa.
Perusahaan ini merupakan distributor Smartfren yang bergerak dalam bidang telekomunikasi.
Peneliti menggunakan metode deskriptif analisis, sedangkan teknik pengumpulan data yang
dilakukan yaitu melakukan wawancara dan observasi dengan manajer penjualan, kepala bagian
gudang, staf bagian penjualan, dan pihak-pihak yang terkait dengan aktivitas penjualan di
perusahaan.
Peneliti melakukan analisis terhadap kebijakan dan prosedur mengenai
aktivitas penjualan, berdasarkan analisis tersebut diketahui bahwa kebijakan dan prosedur yang
ditetapkan perusahaan belum memadai, seperti perusahaan belum menetapkan batas kredit
untuk pelanggan, kepala bagian gudang terkadang tidak melakukan perhitungan persediaan
barang. Kegiatan pemasaran perusahaan juga belum dilakukan secara memadai karena
perusahaan hanya fokus memasarkan produk baru. Hal ini menyebabkan rendahnya penjualan
terhadap produk lama dan bahkan tidak terjualnya produk lama. Peneliti juga melakukan
analisis kuantitatif terhadap realisasi penjualan dan anggaran beban penjualan tahun 2017
sampai tahun 2019. Diketahui bahwa realisasi penjualan perusahaan meningkat sebesar 25%
dari tahun 2017 ke tahun 2018 dan juga meningkat sebesar 145% dari tahun 2018 ke tahun
2019. Sedangkan realisasi beban penjualan perusahaan meningkat sebesar 4,4% dari tahun
2017 ke tahun 2018 dan juga meningkat sebesar 91% dari tahun 2018 ke tahun 2019. Peneliti
juga melakukan analisis kuantitatif terhadap anggaran penjualan dan anggaran beban penjualan
tahun 2018 dan 2019 dengan membandingkan anggaran penjualan dan anggaran beban
penjualan yang seharusnya berdasarkan usulan peneliti. Anggaran penjualan yang ditetapkan
perusahaan tahun 2018 dan 2019 understated sebesar Rp 479.066.642 dan Rp 14.737.021.489,
jika dibandingkan dengan anggaran penjualan yang seharusnya berdasarkan usulan peneliti
tahun 2018 dan 2019. Sedangkan Anggaran beban penjualan yang ditetapkan perusahaan tahun
2018 dan 2019 understated sebesar Rp 469.340.583 dan Rp 785.687.124, jika dibandingkan
dengan anggaran beban penjualan yang seharusnya berdasarkan usulan peneliti tahun 2018 dan
2019. Berdasarkan analisis tersebut, peneliti memberikan beberapa rekomendasi yang
diharapkan dapat membantu perusahaan untuk perbaikan dan mencapai tujuannya.