dc.description.abstract |
Baso Tjia merupakan salah satu usaha kuliner dalam bentuk food truck yang menjual rice bowl dengan topping bakso goreng, perkedel, samcan, dan bacon. Produk bakso goreng memiliki pengaruh paling besar dalam total pendapatan Baso Tjia, yaitu sekitar 50%, karena keunikannya terbuat dari campuran daging babi giling. Bahan baku yang paling krusial dalam memproduksi bakso goreng adalah daging giling. Baso Tjia memiliki 3 alternatif supplier, yaitu supplier A, B, dan C. Supplier A merupakan supplier utama saat ini, namun dalam periode tahun 2019 ditemukan beberapa permasalahan dari supplier tersebut yang mencakup keterlambatan waktu pengiriman, inkonsistensi kualitas bahan baku, dan pemberian respon yang tidak cepat tanggap. Hal tersebut menimbulkan kerugian dari segi produksi maupun finansial, sehingga Baso Tjia ingin mempertimbangkan apakah perlu dilakukan pergantian supplier utama. Metode Analytic Network Process (ANP) adalah metode yang digunakan dalam membantu pengambilan keputusan pemilihan supplier dalam penelitian ini. Metode ini digunakan karena pengambilan keputusannya mencakup berbagai kriteria, dimana terdapat keterkaitan antar kriteria. Berdasarkan hasil wawancara dan studi literatur, terdapat 4 kriteria (harga, kualitas, pelayanan, dan pengiriman) dan 13 subkriteria yang dipertimbangkan dalam pemilihan supplier daging giling. Pemilihan supplier ini memiliki 4 hubungan outer dependence dan 2 hubungan inner dependence. Dari kriteria, subkriteria, dan hubungan keterkaitan yang ada dibuat menjadi model pemilihan supplier. Pengolahan data dilakukan menggunakan bantuan software SuperDecision. Diperoleh bahwa supplier A merupakan supplier terbaik dengan bobot 0,37776, dilanjutkan dengan supplier B dengan bobot 0,33102 dan supplier C dengan bobot 0,29122. Artinya, supplier A masih terpilih menjadi rekomendasi supplier utama bahan baku daging giling di food truck Baso Tjia. Oleh karena itu, diberikan usulan untuk melakukan pembuatan kontrak dengan supplier terpilih, mengevaluasi sistem pengadaan bahan baku secara rutin, dan/atau mengombinasikan supplier utama dengan alternatif supplier lainnya untuk mengatasi kekurangan supplier utama. |
en_US |