dc.description.abstract |
Penyandang tunarungu-tunawicara merupakan seseorang yang memiliki
keterbatasan dalam hal mendengar dan berkomunikasi. Akibat terbatasnya
ketajaman pendengaran perkembangan bahasa dan komunikasi menjadi
terhambat. Oleh karena itu, dalam berkomunikasi dan berinteraksi secara sosial,
penyandang tunarungu menggunakan bahasa isyarat. Bahasa Isyarat yang
sering digunakan di Indonesia adalah menggunakan Sistem Bahasa Isyarat
Indonesia (SIBI). Akan tetapi pembelajaran bahasa isyarat sekarang ini hanya
terbatas diajarkan di sekolah khusus untuk penyandang disabilitas. Oleh karena
itu, pada penelitian ini dilakukan perancangan sebuah aplikasi yang dapat
menunjang pembelajaran bahasa isyarat untuk anak-anak.
Tahap awal perancangan adalah mengidentifikasi kebutuhan terhadap
lima orang guru Sekolah Dasar (SD) dan delapan orang anak SD. Kemudian
dilakukan penyusunan rancangan konsep menggunakan prinsip desain interaksi
dan dihasilkan 3 alternatif rancangan konsep. Selanjutnya dilakukan penilaian
untuk menentukan konsep terpilih. Konsep terpilih akan dibuat prototipe dengan
jenis High-Fidelity. Setelah itu, prototipe akan dievaluasi dengan cara usability
testing yang melibatkan tujuh orang anak SD. Evaluasi dilakukan secara
kuantitatif yaitu dengan menghitung jumlah waktu penyelesaian tugas dan jumlah
kesalahan setiap tugas. Sedangkan evaluasi kualitatif dilakukan dengan dengan
melihat dari jenis kesalahan, observasi bahasa tubuh, dan System Usability
Scale (SUS).
Hasil dari penelitian ini adalah berupa aplikasi yang menampilkan
pembelajaran bahasa melalui gambar, video isyarat, dan permainan. Hasil
evaluasi secara keseluruhan dan berdasarkan nilai SUS sebesar 70,71
didapatkan bahwa rancangan aplikasi sudah cukup baik dalam memberikan
kemudahan pembelajaran bahasa isyarat untuk anak-anak penyandang
tunarungu-tunawicara. |
en_US |