Abstract:
Keterbatasan lahan merupakan fenomena yang terjadi dari dulu hingga sekarang.
Lahan yang sempit ini menyebabkan orang ingin membangun rumah seoptimal mungkin.
Arsitek memunculkan berbagai macam konsep rumah yang memaksimalkan penggunaan
lahan dengan cara menempel satu unit rumah dengan unit yang lain. Hal ini membuat
masalah dalam pergerakan udara di dalam rumah.
Kemudian, arsitek memunculkan konsep rumah dimana rumah tersebut tidak
menempel dengan rumah disampingnya dengan tujuan untuk membuat ruangan terbuka
dan bukaan di sisi lain bangunan sehingga terjadi cross ventilation. Pengorbanan lahan ini
berkontradiksi dengan fenomena keterbatasan lahan sehingga penelitian ini ingin
membahas pengaruh dari celah antar bangunan tersebut pada rumah tinggal dua lantai.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menunjukan efektivitas celah antar bangunan
terhadap kecepatan angin pada rumah tinggal dua lantai karena mempertimbangkan adanya
area yang dikorbankan pada lahan yang sudah sempit.
Penelitian menggunakan metode kuantitatif eksperimental dengan cara melakukan
simulasi melalui program ‘DesignBuilder’ untuk mendapatkan grafik pergerakan aliran
udara pada rumah tinggal dua lantai. Hasil simulasi akan digunakan untuk menentukan
angin yang berada pada celah antar bangunan menyebabkan cross ventilation pada rumah
tinggal dua lantai atau tidak.
Dari penelitian ini ditemukan bahwa terdapat angin pada celah antar bangunan dan
terjadi cross ventilation pada rumah. Selain itu, pada simulasi CFD Internal bangunan
terjadi cross ventilation di dalam rumah tinggal dua lantai dengan kecepatan angin berkisar
0,57 m/s sampai 0,72 m/s yang terlalu tinggi dibandingkan standar kenyamanan pada SNI
03-6572-2001.