Analisa kelayakan persediaan produk slow dan fast moving menggunakan teknik net present value pada perusahaan BTP Sports

Abstract

Sekarang ini, bisnis ritel di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat setiap tahunnya. Berdasarkan data dari Aprindo, nilai penjualan ritel mengalami kenaikan setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat dari penjualan ritel secara berturut-turut pada tahun 2016, 2017, 2018 mencapai Rp. 205 triliun, Rp. 212 triliun, dan Rp. 233 triliun. Salah satu pelaku usaha pada bisnis ritel ini adalah Bihun Tawon Padi Sports, atau yang biasa sering disingkat menjadi BTP Sports. BTP Sports merupakan suatu perusahaan yang bergerak pada bidang jual beli peralatan olahraga, khususnya tenis meja yang berada di BTP Sports berlokasi di Jl. Sukamulya No. 1 Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Perusahaan ini merupakan perusahaan dengan jenis produk specialty store, serta tipe kepemilikan independent retail firm. Karena dimulai dari hobi, maka pemilik memilih untuk menyediakan seluruh produk dari berbagai macam kategori yang ada, sehingga tidak mempertimbangkan mengenai efisiensi dalam usaha itu sendiri. Dampaknya, banyak persediaan yang menumpuk membuat modal usaha tertanam dalam persediaan. Metode penelitian yang digunakan adalah applied research dengan metode descriptive dan case study. Teknik pengumpulan data dengan observasi dilakukan dengan mengunjungi secara langsung ke perusahaan ritel BTP Sports, serta melihat dokumen yang diberikan oleh perusahaan. Setelah dilakukan perhitungan Net Present Value pada sampel produk, didapat hasil bahwa Produk slow moving Donic Acuda S1 Turbo memberikan keuntungan sebesar Rp. 4.151.696. Produk slow moving DHS Hurricane 8 memberikan kerugian sebesar Rp. 65.900. Produk fast moving Yinhe 9000E memberikan keuntungan sebesar Rp. 21.124.842. Produk fast moving Yinhe Mercury 2 memberikan keuntungan sebesar Rp. 74.781.752. BTP Sports perlu bisa meninjau lebih dalam setiap produknya apakah menghasilkan keuntungan atau menimbulkan kerugian. Selain itu, perusahaan perlu menghitung mengenai jumlah batas bawah pembelian terhadap suatu produk dan juga mempertimbangkan persyaratan minimum pembelian yang ditetapkan oleh pemasok.