dc.description.abstract |
Tingkat perekonomian suatu negara berbanding lurus dengan jumlah pengusaha/enterpreneur di dalam negara tersebut. Menurut standar bank dunia jumlah pengusaha/enterpreneur ideal suatu negara adalah paling sedikit 4% dari total jumlah penduduk. Berdasarkan data dari Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), jumlah pengusaha di Indonesia baru sekitar 1,5 %. Tentu saja bukan hal yang mudah untuk mencapai jumlah ideal berdasarkan standar bank dunia yaitu 4%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mendorong seseorang dalam menentukan karir sebagai pengusaha atau bukan (pekerja/karyawan). Data yang digunakan adalah data Adult Population Survey (APS) tahun 2013 yang dilakukan oleh Global Enterpreneurship Monitor (GEM). survey dilakukan terhadap 16 provinsi , 51 kabupaten/kota dan 176 kecamatan. Data yang dihasilkan bersifat hierarki sehingga akan dilakukan pemodelan menggunakan regresi logistik multilevel. Variabel yang diteliti adalah variabel status usaha (Y), variabel knowent (X1), variabel opport(X2), variabel suskill (X3), variabel fearfail (X4) ,variabel gender (X5) pada level 1 dan variabel kecamatan pada level 2. Hasil analisis menunjukkan bahwa model regresi logistik 2-level menghasilkan model yang lebih baik daripada model regresi logistik biasa. Berdasarkan hasil pemodelan diperoleh kesimpulan bahwa semua variabel prediktor (knowent, opport, suskill, fearfail, gender) berpengaruh terhadap status usaha seseorang. |
en_US |