Abstract:
PT. MAL adalah perusahaan yang bergerak di industri tekstil yang mulai beroperasi pada tahun 2017. PT. MAL memproduksi kain polyester mulai dari benang hingga barang setengah jadi (kain grey), kemudian dijual kepada perusahaan lain di Indonesia. PT. MAL fokus untuk melayani jasa makloon. PT. MAL termasuk ke dalam klasifikasi perusahaan besar karena memiliki sekitar 300 karyawan.
PT. MAL mengalami kendala karena hasil produksi kain grey tidak mencapai target yang seharusnya di mana target tersebut ditetapkan dari kapasitas terpasang. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui stasiun mana yang menjadi stasiun kerja bottleneck, mengetahui keseimbangan antara stasiun kerja pada proses pembuatan kain grey, mengetahui kondisi stasiun kerja bottleneck, dan mengetahui skenario peningkatan kecepatan produksi untuk stasiun kerja bottleneck dalam meningkatkan utilitas.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif untuk memperoleh gambaran mengenai situasi yang terjadi dengan cara pengumpulan data dan analisa kuantitatif yang akhirnya menark kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, penelitian ini merupakan applied research untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk memecahkan sebuah masalah. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Setelah melakukan analisis bottleneck dan analisis line balancing, dapat diketahui bahwa antara stasiun kerja pada proses produksi kain grey sangat tidak seimbang. Stasiun kerja yang menjadi bottleneck pada kelompok pertama adalah stasiun kerja beaming. Sedangkan stasiun kerja yang menjadi bottleneck pada kelompok kedua adalah stasiun kerja vacuum. Jika melihat keseluruhan proses produksi, maka yang menjadi bottleneck adalah stasiun kerja vacuum.
Untuk mempercepat waktu proses dari 1,47 menit sampai 1,29 menit harus mempercepat empat stasiun kerja. Jika ingin lebih cepat dari 1,29 menit, maka harus mempercepat lima stasiun kerja dan hanya bisa lebih cepat satu menit. Dengan mempercepat waktu proses empat stasiun kerja, maka bisa menurunkan kecepatan dari 1,47 menit menjadi 1,29 menit. Pada bab terakhir dibahas juga saran-saran yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempercepat waktu proses.