Evaluasi modul grid struktur RISHA pada fungsi hunian pribadi dan massal

Show simple item record

dc.contributor.author Carissa
dc.contributor.author Maurina, Anastasia
dc.contributor.author Wimala, Mia
dc.date.accessioned 2020-02-10T03:26:41Z
dc.date.available 2020-02-10T03:26:41Z
dc.date.issued 2019
dc.identifier.other 144228
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/10097
dc.description.abstract RISHA atau Rumah Instan Sederhana Sehat adalah sistem struktur prefabrikasi, modular dan knockdown yang dikembangkan oleh Pusat Penelitian Pengembangan Permukiman sebagai salah satu solusi dari masalah penyediaan kebutuhan rumah tinggal bagi masyarakat Indonesia. RISHA merupakan suatu inovasi untuk menghasilkan hunian yang murah dan dapat dibangun dalam waktu yang cepat. Namun, komponen RISHA yang membentuk modul grid RISHA sekarang ini masih kurang kaya untuk dapat mengakomodasi berbabagai aktivitas yang ada dalam fungsi hunian. Sehingga, beberapa aktivitas yang terjadi di dalamnya terkesan dipaksakkan dalam modul RISHA yang ada sekarang ini. Komponen RISHA yang bersifat modular membatasi ruang yang tercipta pada dimensi terbesar di 3meter x 3meter x 3meter yang kemudian digunakan untuk berbagai macam fungsi dan aktivitas. Padahal, fungsi dan aktivitas yang berbeda akan menghasilkan kebutuhan dimensi ruang yang berbeda pula. Hal ini akan menyebabkan penggunaan struktur RISHA yang tidak optimal, dapat mengakibatkan ruang menjadi terlalu besar atau terlalu kecil yang berakibat pada pemborosan biaya atau aktivitas yang tidak dapat berjalan dengan baik. Maka dari itu, maka diperlukan adanya pengembangan terhadap dimensi modul grid baru, sehingga modul grid dari RISHA ini bisa lebih kaya lagi. RISHA pun menjadi lebih fleksibel untuk digunakan dalam fungsi hunian. RISHA pada dasarnya diciptakan untuk fungsi hunian, oleh karena itu penulis akan meneliti pada fungsi hunian yang digunakan secara pribadi (keluarga) maupun secara massal (asrama). Objek studi untuk hunian yang digunakan secara pribadi adalah Kampung Deret Petogogan di Jakarta Selatan, sedangkan objek studi yang digunakan secara massal adalah RPSAB (Rumah Perlindungan Sosial Anak Balita) di Batununggal, Bandung. Hunian-hunian di Kampung Deret Petogogan memiliki 3 tipe, yaitu tipe 18, tipe 36, dan tipe 36 2KK. Modul RISHA yang digunakan pada hunian-hunian di kampung ini adalah modul grid 3m x 3m x 3m, yang di kombinasikan sedemikian rupa, sehingga menghasilkan tipe-tipe tersebut. Modul RISHA yang digunakan pada RPSAB juga modul grid 3m x 3m x 3m, yang di kombinasikan sedemikian rupa untuk menciptakan ruang-ruang pada RPSAB. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah memang modul RISHA yang ada di objek studi tersebut menghasilkan ruang yang sesuai untuk mengakomodasi aktivitas yang ada dalam fungsi hunian. Selain itu, juga untuk mengetahui berapakah dimensi grid modul RISHA baru yang dapat mengakomodasi aktivitas yang ada di dalam objek studi dengan fungsi hunian tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif. Untuk menghasilkan dimensi grid RISHA yang baru ini, maka dilakukan analisis terhadap RISHA dalam 3 hal, yaitu analisis berdasakan ketersediaan ruang beserta furniturnya, hubungan antar ruangan, dan dimensi ruang yang dihasilkan dari modul RISHA tersebut terhadap aktivitas yang terjadi dalam fungsi hunian. Dari hasil analisis tersebut, akan dijadikan sebagai dasar untuk menghasilkan dimensi grid modul RISHA yang baru, yang dapat diterapkan dalam fungsi hunian. Hasil dari penelitian di Kampung Deret Petogokan menunjukkan bahwa modul RISHA 3mx3mx3m yang diterapkan, teralu sempit untuk mengakomodasi aktivitas yang ada di dalam fungsi hunian. Hasil dari analisa didapatkan bahwa grid struktur RISHA 3x3x3 meter pada RPSAB belum sesuai terhadap standar dimensi ruang gerak aktivitas manusianya. Ruangan yang terbentuk masih ada yang terlalu kecil dan ada yang terlalu besar, sehingga aktivitas tidak dapat berjalan dengan baik. Dari hasil analisa ini, kemudian dibuat rekomendasi desain untuk tiap-tiap ruang yang kemudian digunakan untuk menentukan grid yang sesuai untuk tiap ruang-ruang pada objek studi. Pada Kampung Evaluasi Modul Grid Struktur Risha pada Fungsi Hunian Pribadi dan Massal 3 Deret Petogokan didapatkan beberapa alternatif dimensi grid baru yang bisa mengakomodasi aktivitas-aktivitas dalam fungsi hunian tersebut, modul grid baru didapatkan dengan bentangan 1.5 meter, 2.4 meter, 3meter, 3.3meter, 4.2meter. Pada RPSAB, modul grid baru didapatkan dengan bentangan 2.4 meter, 2.7meter, 3meter, 3.3meter,3.6meter, 4.2meter, 6 meter. Maka didapatkan kesimpulan bahwa modul grid yang dibentuk oleh komponen RISHA dapat diperkaya dengan bentangan yang baru supaya dapat memenuhi besaran aktivitas hunian baik secara pribadi maupun secara massal. Bentangan yang dibutuhkan untuk membentuk grid tambahan RISHA antara lain 1.5 meter, 2.4 meter, 2.7meter, 3meter, 3.3meter,3.6meter, 4.2meter, 6 meter. Hasil temuan ini dapat dilanjutkan pada penelitian berikutnya dengan menemukan komponen RISHA baru atau modifikasi komponen RISHA untuk membentuk grid dengan bentangan tambahan pada penilitian ini. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan en_US
dc.subject evaluasi en_US
dc.subject grid en_US
dc.subject modul en_US
dc.subject RISHA en_US
dc.subject kampung deret Petogogan Jakarta en_US
dc.subject RSPAB Bandung en_US
dc.title Evaluasi modul grid struktur RISHA pada fungsi hunian pribadi dan massal en_US
dc.type Research Reports en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account