Abstract:
Di era digital saat ini mahasiswa memiliki banyak pilihan cara belajar. Pola belajar klasikal bukan lagi satu-satunya pilihan yang terbaik. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa, bahkan ruang-ruang di kampus saja dirasa tidak cukup. Lingkungan belajar di kampus, yang bernuansa serius dan memberi kesan suasana ‘terburu-buru’ serta dikejar deadline, berdampak serius pada sebagian mahasiswa di Bandung. Mereka menderita stress dan kemudian memilih café sebagai ruang belajar yang baru untuk menyelesaikan tugas-tugasnya, daripada mengerjakan itu di kampus atau di rumah. Café sebagai ruang belajar yang baru dan informal ternyata memberi pengaruh yang cukup baik bagi proses belajar mereka.
Penelitian ini mulai dilakukan sejak bulan Februari sampai Oktober 2019. Metode campuran (mixed method) digunakan untuk mencari jawaban atas pertanyaan utama yaitu desain pembelajaran yang seperti apa yang dibutuhkan oleh mahasiswa di era digital ini. Kuesioner telah disebarkan kepada 400 mahasiswa di Bandung dan sekitarnya. 359 kuesioner telah diisi lengkap dan dikembalikan. Hasil pengolahan 359 data ini kemudian didiskusikan dengan 5 orang pengajar di Perguruan Tinggi Bandung, dalam suatu diskusi grup yang terfokus (focus group discussion). Hasil penelitian antara lain menunjukkan bahwa mahasiswa di era digital ini sangat memerlukan perangkat belajar digital, ingin diberikan kebebasan (bersikap kritis) untuk mengatur sendiri tugas-tugas belajarnya dan mencari referensi, tidak ingin terlalu kaku dalam waktu dan cara pengumpulan tugas, serta masih membutuhkan interaksi yang cukup dalam dengan para pengajar meskipun sudah ada platform e-learning. Peran pengajar dalam berinteraksi dengan mahasiswa tetap dibutuhkan karena mahasiswa merindukan suasana yang hangat serta dialog yang terbuka dan dapat membuka cakrawala berpikir mereka. Arahan para pengajar tetap dibutuhkan untuk memastikan bahwa pengetahuan yang mereka cari, peroleh dan pelajari di dunia digital sudah tepat dan dapat ditelaah secara kritis.